Niat Benar
Rabu, 02 Januari 2019
PETA SITUS NIAT BENAR
Jumat, 12 Februari 2016
227 ~ Tamat
Saat
itu Buddha Sakyamuni mengasihinya, dengan kekuatan kewibawaanNya memberkati
Maudgalyayana, barulah Yang Ariya mampu merenungkan, kembali pada rupanya
semula.
Ternyata
kakek tua ini pada masa kehidupan lampau
adalah ayah Maudgalyayana. Pada masa kelahiran lampaunya, Maudgalyayana pernah
bertengkar dengan ayahnya, saat itu muncul sebersit niat pikirannya : Cambuk
saja orang tua ini biar tulangnya patah, barulah hatiku jadi senang.
Oleh
karena sebersit niat jahat ini, sehingga pada masa kehidupan sekarang dia
menerima buah akibat seperti ini.
Yang
Ariya Maudgalyayana setelah menerima pelajaran Hukum Karma kali ini, sejak itu takkan
lagi berani meremehkan buah akibat karma. Maka itu, Yang Ariya Maudgalyayana
menasehati orang banyak sebanyak tiga kali : “Janganlah tidak berbakti pada
ayahbunda, guru dan senior, hati-hati dalam melontarkan perkataan dan menjaga
pikiran agar tidak timbul niat buruk. Bila tidak demikian, maka akibatnya juga
diterima sendiri, buah akibat karma sulit dihindari”.
(事見《眾經撰雜譬喻》卷上)
Tamat
226
Meskipun
Buddha Sakyamuni berkata sedemikian rupa, namun Maudgalyayana yang merasa
kemampuan gaibnya begitu hebat, sama sekali tidak peduli pada “kekuatan karma”,
lalu dengan kemampuan gaibnya terbang tinggi ke angkasa.
Tetapi
tiba-tiba terdengar suara “Ba La”, Maudgalyayana jatuh dari angkasa tepat di depan
jari-jari roda gerobak milik seorang kakek tua. Pada saat ini, Yang Ariya
Maudgalyayana oleh karena pengaruh kekuatan karmanya, berubah jadi buruk rupa kayak
setan, kakek tua mengira itu adalah benda jahat dan sesat, sehingga mengangkat
jari-jari roda gerobak dan memukuli Maudgalyayana sehingga Yang Ariya menderita
patah tulang.
Yang
Ariya Maudgalyayana dipukul, sakitnya bukan main, hingga tidak sanggup menahan
rasa sakit yang luar biasa, akibatnya pikirannya jadi kacau balau, kemampuan
gaib apapun tidak mampu ditampilkan keluar.
Langganan:
Postingan (Atom)