Pada
saat itu Bhikkhu Arahat yang bermalam di tempat yang sama dengan orang miskin
ini, dengan kemampuan gaibNya segera sampai di hadapan raja, lalu berkata : “Paduka!
Percayalah bahwa ini adalah susu singa, saya pernah menginap di tempat yang
sama dengannya ketika berada di dusun, melihat fenomena enam indriya di
tubuhnya saling berdebat memperebutkan jasa, lidah berkata : “Saya akan
memberontak”, ternyata hari ini memang sedemikian rupa kejadiannya. Paduka
boleh dengan tenang menggunakan susu dan obat, penyakit pasti akan sembuh”.
Raja
mempercayai perkataan Yang Ariya, mengkonsumsi susu dan obat, akhirnya kondisi
tubuhnya pulih seperti sedia kala. Raja Wei Lou setelah sembuh, menepati
janjinya memberi penganugerahan, bahkan menikahkan puterinya kepada orang
miskin itu.
Orang
miskin ini demi berterimakasih pada budi Yang Ariya yang telah menyelamatkan
nyawanya, lalu meninggalkan keduniawian dan melatih diri, Yang Ariya memberi
ceramah Buddha Dharma kepadanya, sehingga kebijaksanaannya berkembang, memutuskan
semua kilesa (kekotoran batin), mencapai tingkat kesucian tertinggi, Arahat.
Yang
Ariya memberitahu Raja Wei Lou : “Paduka! Meskipun berada bersama di dalam satu
tubuh manusia, namun kesadaran-kesadaran tersebut saling bertentangan, apalagi diantara
sesama manusia,