Tidak
lama kemudian, Anu-bomo berhasil melahirkan putra mahkota, tubuh bayi berwarna
keemasan, wajahnya rupawan. Raja yang melihat kehadiran putra mahkota ke dunia,
hatinya amat bersukacita.
Beberapa
jam kemudian, para penghuni istana berkumpul bersama, membahas tentang
kelahiran putra mahkota, diantaranya ada seorang dayang istana yang mengatakan
bahwa Ratu Wu You merasa dengki. Perkataan ini didengar oleh Anu-bomo, sehingga
menanyakan kejelasannya pada dayang istana tersebut.
Pada
saat itu dayang istana tidak berani merahasiakannya, sehingga menceritakan
ucapan Ratu Wu You kepada raja. Mendengar hal ini, hati Anu-bomo bagaikan
tersayat oleh irisan pisau, dengan sedih berkata : “Bagaimana saya bisa
dikatakan sebagai orang gila? Bagaimana saya rupanya sehingga dikatakan tidak
tahu malu?”, Anu-bomo begitu sakit hati memukul dadanya lalu jatuh ke permukaan
tanah dan tak sadarkan diri.
Melihat
kejadian ini, dayang istana segera memercikkan air ke wajah Anu-bomo, juga
menggunakan berbagai cara untuk membangunkannya, namun juga tak kunjung siuman,
akhirnya menghembuskan nafas terakhir. (sepatah
kata bisa langsung mencelakai orang lain menemui ajalnya, karena itu dalam
melontarkan perkataan harus sangat hati-hati!)