memanah ke arah Bhikkhu
tersebut dan mengenaiNya. Bhikkhu yang telah mencapai Pratyeka Buddha ini,
terhadap pemburu yang dungu (moha), malah timbul rasa belas kasih (karuna),
segera melompat ke angkasa dan menampilkan beragam kemampuan gaib.
Setelah pemburu
menyaksikan berbagai kemampuan gaib ini, menyesali dan membenci amarah diri
sendiri, dia menengadah ke atas dan berkata : “Saya adalah orang dungu yang
tidak mengenal insan suci dan bijak, mohon turunlah, terimalah pertobatan
dariku”.
Pada saat itu Pratyeka
Buddha demi mengasihani si pemburu, barulah turun menerima pertobatannya, kemudian
racun yang ada di dalam tubuhNya bereaksi, akhirnya meninggal dunia.
Pemburu memperabukan
jenazah Pratyeka Buddha, kemudian membangun stupa guna menyimpan relikNya,
setelah melakukan berbagai persembahan, dia berikrar : “Semoga saya takkan
karena dosa membunuh insan suci sehingga jatuh ke Neraka; semoga pada masa
kelahiran mendatang, saya dapat bertemu dengan Maha Guru nan sempurna (Buddha),
bahkan dapat secara langsung memberi persembahan padaNya”.
Buddha Sakyamuni
melanjutkan membabarkan : “Para Bhikkhu! Pada masa kehidupan lampau si pemburu
ini