beranjak pergi.
Raja Ding Ji yang setelah melihat dari
kejauhan Yang Ariya menghindar dan pergi, lalu bertanya pada pejabat penjilat :
“Mengapa Bhikkhu itu melihat Beta lalu segera menjauh?”
Pejabat penjilat menjawab : “Paduka!
Bhikkhu itu berpikir dalam hatinya : Tidak boleh membiarkan orang yang membunuh
ayahnya ini sempat mengotori tubuhku yang suci. Maka itu dia menghindari paduka
dan pergi menjauhi”.
Raja Ding Ji yang mendengarnya langsung
emosi, menyuruh setiap prajurit masing-masing mengambil segenggam tanah, melempari
kepala Yang Ariya Maha-katyayana. Yang Ariya mengetahui pasukan prajurit hendak
datang melemparinya dengan tanah, dengan kemampuan gaibNya menyulap sebuah
gubuk, lalu bermeditasi di dalamnya. Pasukan prajurit melempariNya dengan
tanah. Saat itu tanah berubah jadi gumpalan yang besar.
Pada saat itu Li Yi dan Chu Huan, dua
pejabat tinggi yang merupakan pejabat setia Raja Xian Dao, menyaksikan
bagaimana tindakan kurang ajar Raja Ding Ji pada Yang Ariya, membersihkan tanah
di tubuh Yang Ariya, bahkan bertanya pada Yang Ariya : “Insan yang penuh
kebajikan! Sekarang penduduk kota melakukan hal yang tidak bermanfaat