Juga dibuang rekan-rekan
pengemisnya ke tumpukan kotoran. Kemudian, oleh karena kekuatan dari pertobatan
dan tekadnya, terlahir di keluarga kaya raya, di dalam DharmaKu meninggalkan
keduniawian dan melatih diri menjalani kehidupan Sramana, berhasil mencapai
tingkat kesucian tertinggi, Arahat.
Kalian para Bhikkhu (termasuk
juga umat berkeluarga)! Karma yang diperbuat diri sendiri, akibatnya juga akan
diterima diri sendiri, buah akibat karma takkan hilang. Maka itu kalian
seharusnya tekun memupuk kebajikan, jangan melakukan karma buruk, dengan cara demikianlah
seharusnya melatih diri”.
(Kisah Bhikkhu Shan Lai tercantum di “Mulasarvastivada-vinaya” bagian 42)