Utusan pulang ke istana
melapor pada putra mahkota : “Bhikkhu ini ketika memasuki dusun tampak begitu
penuh tata krama, ketika kembali ke hutan, tata kramanya seratus kali lipat
lebih berwibawa daripada ketika berada di dusun”.
Putra Mahkota Shi Li yang
mendengar ucapan utusan tersebut, segera menuju ke hutan, melihat Yang Ariya Ma
Sheng sedang memasuki samadhi. Putra mahkota berkata dalam hati : Tidak
sepantasnya saya mengganggu samadhi Bhikkhu ini, menanti hingga Beliau keluar
dari samadhiNya, barulah saya bernamaskara padaNya.
Setelah melewati siang hari,
Yang Ariya Ma Sheng baru keluar dari samadhi, Shi Li-zi menuju ke hadapanNya, bernamaskara
pada Yang Ariya lalu berkata : “Insan yang penuh kebajikan! Apakah Anda adalah
seorang Guru atau siswa?”
Bhikkhu Ma Sheng menjawab : “Saya
adalah siswa, bukan Guru”.
Shi Li-zi bertanya lagi : “Apakah
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Guru dan siswa?”
Yang Ariya menjawab : “Kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki Guru dan siswa, bedanya adalah jauh sekali. Ketahuilah
oh putra mahkota :