Pada saat itu Yang Ariya Maha-katyayana
yang sedang berada di Kota Shengyin melihat Langit menurunkan hujan tanah,
mengetahui bahwa kekuatan karma ini tidak bisa diselamatkan; hanya bisa melihat
tanah mengubur kota.
Sementara itu dayaka juga diterbangkan
keluar dengan kemampuan gaibNya, setelah melewati beberapa kerajaan, akhirnya
tiba di sebuah kerajaan kecil, bertepatan itu raja kerajaan tersebut mangkat
dan tidak ada penerus tahta, penduduk negeri tersebut mengetahui tentang
kemampuan gaib dan etika moral Yang Ariya sehingga memohon untuk mengangkat
anak laki-laki ini menjadi raja. Yang Ariya menyetujui permohonan rakyat negeri
tersebut.
Kemudian, Yang Ariya Mahakatyayana tiba di
Kerajaan Sravasti, mendapat sambutan hangat para Bhikkhu lainnya, mereka
bertanya : “Avuso (sahabat), bagaimana dengan perjalanan anda, apakah
menyenangkan?”
Yang Ariya menjawab : “Ada suka dukanya”.
Para Bhikkhu tidak memahami perkataannya
sehingga menanyakan alasannya.
Yang Ariya berkata : “Saya dapat menuju ke
berbagai tempat untuk menyelamatkan para makhluk,