gadis miskin ini
berpikir : “Cara apa yang harus saya gunakan, barulah dapat menikmati kehidupan
putri-putri hartawan itu?”
Setiap hari gadis
miskin ini selalu murung dan tak bahagia, tidak berhasil menemukan cara untuk
keluar dari penderitaan miskinnya. Pada saat itu ada seorang Upasika yang
menguasai Ajaran Buddha, yang juga merupakan sahabat karib gadis miskin ini.
Upasika yang setiap
hari melihat gadis miskin ini selalu saja murung, sehingga bertanya : “Kenapa
setiap hari wajahmu begitu muram? “
Gadis miskin ini
menceritakan kekagumannya pada kehidupan putri hartawan.
Upasika memberitahu
gadis miskin ini : “Setiap hari anda memasang wajah murung, mengkagumi
kehidupan orang kaya, adalah tiada gunanya,